Rabu, 27 Mei 2015
Senin, 18 Mei 2015
INTERAKTIVITAS PMRI
INTERAKTIVITAS
Pendidikan
Matematika Realistik menekankan pentingnya interaksi sosial dalam setiap
pembelajaran antara pembelajar untuk mendukung proses individu masing-masing
pembelajar. Suatu proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan efisien
jika para pembelajar saling mengkomunasikan ide melalui interaksi sosial. Oleh
karena itu, pengembangan kemampuan komunikasi siswa melalui pembelajaran
merupakan suatu kebutuhan yang mendasar dalam pendidikan.
Melalui
kegiatan komunikasi, siswa dapat bertukar gagasan sekaligus mengklarifikasi
pemahaman dan pengetahuan yang mereka peroleh dalam pembelajaran. Pemahaman
siswa tentang suatu konsep akan berkembang ketika mereka mengkomunikasikan
strategi atau metode penyelesaian masalah yang mereka gunakan.
Interaksi
sosial yang terjadi diantara siswa ketika bekerja sama menyelesaikan suatu masalah
matematika maupun dalam mempresentasikan suatu hasil penyelesaian matematis
dilandasi oleh norma yang berkembang dalam komunikasi, yaitu norma sosial dan
norma sosiomatematik.
Norma
sosial merupakan pola umum interaksi sosial yang tidak terikat pada topik atau
materi pembelajaran, seperti bagaimana cara yang baik untuk dalam mengajukan
pendapat dan menghargai pendapat orang lain. Dengan adanya norma sosial yang
berkembang dalam suatu pembelajaran akan berperan untuk membentuk karakter
siswa. Adapun beberapa nilai karakter yang dimiliki oleh siswa agar interaksi
sosial dapat berjalan dengan baik antara lain nilai toleransi, demokratis,bersahabat/komunikasi
dan tanggung jawab.
Norma
sosiomatematik merupakan suatu aturan
ekplisit maupun implisit yang mempengaruhi partisipasi siswa dalam aktivitas
siswa. Norma sosiomatematik berkaitan dengan bagaimana siswa meyakini dan
memahami pengetahuan matematika, menempatkan diri dalam suatu interaksi sosial
dalam membangun pengetahuan matematika. Norma sosiomatematik dibedakan menjadi
dua yaitu : proses pemecahan masalah dan partisipasi dalam aktivitas bersama
untuk pemecahan masalah. Secara
umum norma sosiomatematik berkaitan dengan negosiasi tentang : apa yang disebut
sebagai prosedur pemecahan masalah, prosedur pemecahan masalah seperti apa yang
bisa diterima, alternatif prosedur dan perumusan prosedur yang efektif.
Sumber : Wijaya,ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik; Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Senin, 23 Maret 2015
The Iceberg / Gunung Es
Di bawah Puncak Gunung
Es : Menggunakan Representasi Untuk
Mendukung Pemahaman Siswa.
Model
gunung es dikembangkan oleh para peneliti dari Institute Freudental untuk
mendukung guru berpikir tentang proses dan strategi belajar siswa. Model ini
telah terbukti menjadi metafora yang kuat untuk menggambarkan bagaimana siswa
mengalami berbagai model pembelajaran matematika untuk memahami pernyataan
matematika formal.
Siswa
yang telah mencapai pemahaman formal harus dapat kembali menggunakan
representasi preformal, terutama pada konteks baru dan tidak biasa ditemui.
Namun kebanyakan siswa jarang mengembangkan sendiri representasi preformal untuk pemecahan masalah. Sehingga siswa dipandu oleh guru untuk menggunakan
representasi preformal dan strategi yang dapat diterapkan di berbagai situasi dan
konteks.
Inti
dari kegiatan es ini adalah melibatkan guru bekerja sama untuk mengidentifikasi
representasi dan strategi terkait, mendiskusikan bagaimana representasi ini
mendukung pemahaman siswa dan memutuskan apakah representasi terbaik
dikategorikan sebagai informal, preformal atau formal. Tujuan dari membangun
gunung es matematika adalah merangkum pengetahuan representasi kolektif guru dan bagaimana representasi dapat saling terkait.
Pembangunan model gunung es dapat mendukung perencanaan kolaboratif
pembelajaran, pemetaan kurikulum dan identifikasi intervensi yang tepat .
Ketika
mengembangkan rencana pembelajaran bagi siswa yang membutuhkan intervensi
individual, guru membantu jalur
representasional mengidentifikasi titik awal yang tepat berdasarkan pengetahuan
siswa sebelumnya. Meskipun proyek belanda ini difokuskan untuk mendukung guru pada
siswa pendidikan khusus, pembangunan dan penerapan model gunung es dan jalur
representasi berguna untuk guru bagi semua siswa.
Selasa, 17 Maret 2015
KREATIVITAS
PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK
1. Apa yang dimaksud kreativitas ?
1. Apa yang dimaksud kreativitas ?
Kreativitas
ialah kemampuan yang dimiliki seserorang/individu untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu yang baru, bermanfaat, dan berbeda dalam bentuk, susunan, gaya, tanpa atau dengan mengubah fungsi
pokok dari sesuatu yang dibuat itu.
2.
Apa saja faktor yang mempengaruhi berkembangnya kreativitas ?
Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut Rogers (dalam Munandar, 1999)
adalah:
a.
Faktor
internal individu :
a)
Keterbukaan
terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu.
b) Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu
dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya
sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain.
c) Kemampuan
untuk bermaian dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk,
konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
b.
Faktor
eksternal (Lingkungan)
Faktor
eksternal (lingkungan) yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah
lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Peran
kondisi lingkungan mencakup lingkungan dalam arti kata luas yaitu masyarakat
dan kebudayaan. Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu
memberi kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki
anggota masyarakat.
3.
Sebutkan ciri-ciri individu yang berperilaku kreatif ?
Ciri-ciri
perilaku kreatif yang dikemukakan oleh Torrence (dalam Utami Munandar, 1988)
adalah:
ü Berani
dalam pendirian, berarti ia berani mempertahankan pendiriannya meskipun tidak
sama dengan kebanyakan orang.
ü Memiliki
sifat ingin tahu.
ü Mandiri
dalam berpikir dan menilai sesuatu.
ü Menjadi
orang yang berpikir dengan tugas-tugasnya.
ü Bersifat
intuitif atau mendasarkan pada gerak hati dalam pemenuhan kebutuhan.
ü Orang
yang teguh.
ü
Tidak
mudah menerima penilaian dari orang lain, meskipun banyak orang yang
menyetujuinya.
Sumber :
Minggu, 18 Januari 2015
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI BELAJAR MATEMATIKA
Gagne dikenal sebagai pencetus istilah fakta, konsep, prinsip dan skill. Jelaskan yang dimaksud dengan istilah-istilah tersebut.Jawab :
Menurut Gagne, dalam belajar matematika ada dua objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek tak langsung antara lain kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, disiplin diri, bersikap positif terhadap matematika dan tahu bagaiman semestinya belajar. Sedangkan objek langsung berupa fakta, keterampilan, konsep, dan prinsip.
Fakta adalah objek matematika yang tinggal menerimanya, seperti lambang bilangan, sudut, dan notasi-notasi matematika lainnya.
Konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek ke dalam contoh dan non contoh, misalkan konsep bujur sangkar, bilangan prima, vektor.
Prinsip adalah pernyataan yang memuat hubungan antara dua konsep atau lebih. Prinsip merupakan objek yang paling abstrak yang berupa sifat atau teorema.
Keterampilan (Skill) berupa kemampuan memberikan jawaban yang cepat dan tepat, misalnya menjumlahkan pecahan, melukis sumbu sebuah ruas garis.
Apa yang anda ketahui dari teori belajar bermakna dari Ausubel. Jelaskan!
Jawab :
Menurut teori belajar bermakna dari Ausubel, pembelajaran bermakna merupakan proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa. Pembelajaran bermakna adalah suatu proses pembelajaran di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang melalui pembelajaran.
Pembelajaran bermakna terjadi apabila siswa boleh menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Artinya, bahan subjek itu harus sesuai dengan keterampilan siswa dan mesti relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, subjek harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki para siswa, sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya. Dengan demikian, faktor intelektual-emosional siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Jelaskan yang dimaksud dengan bilangan, angka dan nomor!
Jawab :
Bilangan merupakan susunan sekelompok angka yang memenuhi aturan tertentu, misalnya 20, -40, 2/5, √3, log_32.
Angka atau digit adalah bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
Sedangkan nomor biasanya menunjuk pada satu atau lebih angka yang melambangkan sebuah bilangan bulat dalam suatu barisan bilangan-bilangan bulat yang berurutan. Misalnya kata ‘nomor 2’ menunjukkan salah satu posisi urutan dalam barisan bilangan-bilangan 1, 2, 3, 4, 5, …, dst. Jadi kata nomor sangat erat terkait dengan pengertian urutan.
Pada segitiga siki-siku berlaku bahwa “kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi lainnya”. Teorema tersebut disebut dengan teorema Pythagoras, padahal fakta-faktanya teori ini pertama kali diketahui oleh matematikawan Cina dan Mesir jauh sebelum Pythagoras lahir. Mengapa teorema tersebut dinamakna teorema Pythagoras? Jelaskan!
Jawab :
Dinamakan teorema pythagoras karena Pythagoras yang pertama kali membuktikan kebenaran universal teori ini melalui pembuktian matematis. Dialah orang yang telah melengkapi teoremanya dengan bukti-bukti secara matematis menggunakan geometri dan ada ratusan bukti untuk menunjukkan kebenaran teorema ini dengan cara aljabar. Itulah alasan mengapa teorema itu dikenal sebagai teorema Pythagoras.
Langganan:
Postingan (Atom)