Sabtu, 02 Agustus 2014

TARI LENGGER TAPENG KULON PROGO

KEBUDAYAAN KULON PROGO
TARI LENGGER TAPENG


Tari lengger tapeng merupakan singkatan dari tari lengger tayub tapeng asal Dusun Nglinggo, Kelurahan Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Disebut sebagai Lengger Tayub Topeng karena pengibing atau badhut-nya (penari pria) semuanya mengenakan topeng. Umumnya topeng yang dikenakan adalah topeng-topeng yang sering digunakan dalam pementasan Wayang Wong baik lakon Mahabarata, Ramayana, maupun Panji.
Kesenian Tari Lengger tidak lebih dari bentuk kesenian tari erotic (Tayub). Akan tetapi banyak pendapat lain yang menyatakan bahwa Tari Lengger atau Tayub pada awalnya merupakan bentuk kesenian yang dipersembahkan untuk upacara sakral.
Tari Lengger dianggap bisa mendatangkan kekuatan-kekuatan magis yang pada gilirannya mendatangkan rasa ayem tentrem masyarakat dan juga bagi kasuburan tanah. Tidak mengherankan jika kemudian muncul berbagai kepercayaan dengan adanya Tari Lengger ini. Hal yang sering dipercaya misalnya jika ada Tari Lengger sedang melakukan pertunjukan, maka jika di tempat pertunjukan ada anak kecil yang rewel atau sakit anak kecil tersebut diciumkan ke pipi penari lengger. Dengan demikian mereka percaya bahwa kekuatan magis yang ada pada diri Lengger akan mempercepat kesembuhan si anak. Banyak juga yang memberikan bayi atau anak-anaknya agar dipangku atau ditimang-timang penari Lengger dengan harapan si bayi tidak diganggu oleh kekuatan (ruh) jahat.
Jenis kesenian ini sudah ada sejak zaman kuno. Penataan secara organisasi yang rapi dan mapan terhadap Lengger Tapeng ini mulai dilakukan pada tahun 1915-an. Untuk saat ini, anggota Tari Lengger Tapeng ada sekitar 50-an orang. Jumlah sekian itu terdiri atas penari Lengger dan pengrawitnya.
Jika melihat Lengger Tapeng dengan segala macam pakaian yang dikenakan penari prianya (badhut) dapat diduga bahwa cerita atau pesan yang hendak disampaikan adalah cerita Panji Asmara Bangun-Dewi Sekartaji. Akan tetapi jika menyimak syair-syair yang ditembangkan terlihat jelas bahwa kesenian ini ditujukan pula untuk syiar agama (Islam) yang pada umumnya syair-syair yang ditembangkan berisi puji-pujian untuk Nabi Muhammad dan nasihat-nasihat untuk berbuat kebaikan. Hal ini kemudian menumbuhkan dugaan bahwa Tari Lengger Tapeng pada awalnya digunakan oleh para wali (Sunan Kalijaga) untuk mengumpulkan banyak orang yang kemudian diberi pelajaran agama Islam.

Ada pula dugaan yang menyatakan bahwa jenis kesenian Lengger atau Tayub telah ada jauh sebelum zaman para wali. Mungkin pada awalnya kesenian ini merupakan kesenian dalam bentuk yang masih sangat sederhana, akan tetapi hakikatnya adalah untuk mendatangkan kekuatan magis, khususnya dalam kultur pemujaan terhadap kesuburan ataupun sebagai sarana bagi usaha-usaha tolak bala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar