KEBUDAYAAN KULON
PROGO
TARI LENGGER TAPENG
Tari
lengger tapeng merupakan singkatan dari tari lengger tayub tapeng asal Dusun
Nglinggo, Kelurahan Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo,
DIY. Disebut sebagai Lengger Tayub Topeng karena pengibing atau badhut-nya
(penari pria) semuanya mengenakan topeng. Umumnya topeng yang dikenakan adalah
topeng-topeng yang sering digunakan dalam pementasan Wayang Wong baik lakon
Mahabarata, Ramayana, maupun Panji.
Kesenian Tari
Lengger tidak lebih dari bentuk kesenian tari erotic (Tayub). Akan tetapi
banyak pendapat lain yang menyatakan bahwa Tari Lengger atau Tayub pada awalnya
merupakan bentuk kesenian yang dipersembahkan untuk upacara sakral.
Tari Lengger
dianggap bisa mendatangkan kekuatan-kekuatan magis yang pada gilirannya
mendatangkan rasa ayem tentrem masyarakat dan juga bagi kasuburan tanah. Tidak
mengherankan jika kemudian muncul berbagai kepercayaan dengan adanya Tari
Lengger ini. Hal yang sering dipercaya misalnya jika ada Tari Lengger sedang melakukan
pertunjukan, maka jika di tempat pertunjukan ada anak kecil yang rewel atau
sakit anak kecil tersebut diciumkan ke pipi penari lengger. Dengan demikian
mereka percaya bahwa kekuatan magis yang ada pada diri Lengger akan mempercepat
kesembuhan si anak. Banyak juga yang memberikan bayi atau anak-anaknya agar
dipangku atau ditimang-timang penari Lengger dengan harapan si bayi tidak
diganggu oleh kekuatan (ruh) jahat.
Jenis kesenian ini sudah ada sejak
zaman kuno. Penataan secara organisasi yang rapi dan mapan terhadap Lengger
Tapeng ini mulai dilakukan pada tahun 1915-an. Untuk saat ini, anggota Tari
Lengger Tapeng ada sekitar 50-an orang. Jumlah sekian itu terdiri atas penari
Lengger dan pengrawitnya.
Jika melihat Lengger Tapeng dengan
segala macam pakaian yang dikenakan penari prianya (badhut) dapat diduga bahwa
cerita atau pesan yang hendak disampaikan adalah cerita Panji Asmara
Bangun-Dewi Sekartaji. Akan tetapi jika menyimak syair-syair yang ditembangkan
terlihat jelas bahwa kesenian ini ditujukan pula untuk syiar agama (Islam) yang
pada umumnya syair-syair yang ditembangkan berisi puji-pujian untuk Nabi
Muhammad dan nasihat-nasihat untuk berbuat kebaikan. Hal ini kemudian
menumbuhkan dugaan bahwa Tari Lengger Tapeng pada awalnya digunakan oleh para
wali (Sunan Kalijaga) untuk mengumpulkan banyak orang yang kemudian diberi
pelajaran agama Islam.
Ada pula dugaan yang menyatakan
bahwa jenis kesenian Lengger atau Tayub telah ada jauh sebelum zaman para wali.
Mungkin pada awalnya kesenian ini merupakan kesenian dalam bentuk yang masih
sangat sederhana, akan tetapi hakikatnya adalah untuk mendatangkan kekuatan
magis, khususnya dalam kultur pemujaan terhadap kesuburan ataupun sebagai
sarana bagi usaha-usaha tolak bala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar